Di poskan oleh Moeh_CX di COUNTER EXTREME Meskipun banyak memiliki tempat indah dan eksotis, banyak potensi-potensi tersebut belum diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Budaya Dunia. Saat ini, baru tujuh situs di Indonesia yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia di Indonesia. Dari ketujuh situs tersebut, lima di antaranya dipaparkan berikut ini.
1. Borobudur
Komponen Candi Borobudur merujuk pada area tempat tiga candi Budha di Jawa Tengah, yaitu: Borobudur, Mendut, dan Pawon. Ketiga candi ini terletak di satu garis lurus dan dibangun pada Dinasti Sailendra. Candi Borobudur sendiri memiliki 6 area persegi dan 3 area lingkaran di atasnya. Memiliki 2.672 panel cerita bergambar dan 504 patung Budha yang di atasnya memiliki Kubah Utama. Candi Borobudur sendiri diakui sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 1991.
Komponen Candi Borobudur merujuk pada area tempat tiga candi Budha di Jawa Tengah, yaitu: Borobudur, Mendut, dan Pawon. Ketiga candi ini terletak di satu garis lurus dan dibangun pada Dinasti Sailendra. Candi Borobudur sendiri memiliki 6 area persegi dan 3 area lingkaran di atasnya. Memiliki 2.672 panel cerita bergambar dan 504 patung Budha yang di atasnya memiliki Kubah Utama. Candi Borobudur sendiri diakui sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 1991.
2. Prambanan
Prambanan merupakan candi Hindu abad 9 yang berlokasi di Jawa Tengah. Candi ini didedikasikan untuk Trimurti yang merupakan ekspresi dari Dewa Pencipta (Brahma), Dewa Pemelihara (Wisnu), dan Dewa Penghancur (Shiwa). Candi tertinggi berukuran hingga 47 meter dan terletak di kompleks besar candi-candi. Candi Prambanan sendiri berada 18 Km di sebelah timur Yogyakarta dan berada di perbatasan antara provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. UNESCO sendiri mengakuinya sebagai Situs Warisan Budaya Dunia pada 1991 karena merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Prambanan merupakan candi Hindu abad 9 yang berlokasi di Jawa Tengah. Candi ini didedikasikan untuk Trimurti yang merupakan ekspresi dari Dewa Pencipta (Brahma), Dewa Pemelihara (Wisnu), dan Dewa Penghancur (Shiwa). Candi tertinggi berukuran hingga 47 meter dan terletak di kompleks besar candi-candi. Candi Prambanan sendiri berada 18 Km di sebelah timur Yogyakarta dan berada di perbatasan antara provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. UNESCO sendiri mengakuinya sebagai Situs Warisan Budaya Dunia pada 1991 karena merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
3. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz terletak di provinsi Papua yang awalnya diketahui bernama Irian Jaya. Situs ini memiliki luas wilayah 25.056 Km persegi dan merupakan taman nasional terluas di Asia Tenggara. Pada 1999 Taman Nasional Loretnz diakui sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO karena merupakan salah satu taman nasional dengan variasi ekologinya yang sangat berbeda-beda. Tempat ini juga merupakan cagar alam di Asia Pasifik yang sangat lengkap ekosistem alamnya, yaitu wilayah laut, mangroves, hutan rawa pasang surut dan air segar, hutan hujan pegunungan dan daerah rendah, padang alpine, dan gletser khatulistiwa. Taman Nasional ini juga memiliki Puncak Jaya dengan ketinggian 4.884 meter yang merupakan gunung tertinggi setelah Himalaya dan Andes.
Taman Nasional Lorentz terletak di provinsi Papua yang awalnya diketahui bernama Irian Jaya. Situs ini memiliki luas wilayah 25.056 Km persegi dan merupakan taman nasional terluas di Asia Tenggara. Pada 1999 Taman Nasional Loretnz diakui sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO karena merupakan salah satu taman nasional dengan variasi ekologinya yang sangat berbeda-beda. Tempat ini juga merupakan cagar alam di Asia Pasifik yang sangat lengkap ekosistem alamnya, yaitu wilayah laut, mangroves, hutan rawa pasang surut dan air segar, hutan hujan pegunungan dan daerah rendah, padang alpine, dan gletser khatulistiwa. Taman Nasional ini juga memiliki Puncak Jaya dengan ketinggian 4.884 meter yang merupakan gunung tertinggi setelah Himalaya dan Andes.
4. Hutan Hujan Tropis Sumatera
UNESCO mengakui Hutan Hujan Tropis Sumatera sebagai Situs Warisan Budaya Dunia pada 2004. Di tempat ini terdapat 3 taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Situs ini memiliki kriteria vii, yaitu pemandangan alam yang indahnya sangat memukau. Selain itu, termasuk juga dalam kriteria ix yang merupakan contoh proses ekologi dan biologi yang berjalan secara signifikan dan memukau, serta kriteria x yang mengandung tempat tinggal alami yang sangat penting dan signifikan untuk konservasi.
UNESCO mengakui Hutan Hujan Tropis Sumatera sebagai Situs Warisan Budaya Dunia pada 2004. Di tempat ini terdapat 3 taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Situs ini memiliki kriteria vii, yaitu pemandangan alam yang indahnya sangat memukau. Selain itu, termasuk juga dalam kriteria ix yang merupakan contoh proses ekologi dan biologi yang berjalan secara signifikan dan memukau, serta kriteria x yang mengandung tempat tinggal alami yang sangat penting dan signifikan untuk konservasi.
5. Sangiran
Sangiran merupakan situs penggalian arkeologi di Pulau Jawa. Keseluruhan wilayah ini memiliki total 48 Kilometer persegi dan berada di Jawa Tengah, tepatnya berada di lembah Sungai Bengawan Solo pada 15 Kilometer arah utara Surakarta. Pada 1996, UNESCO mengakuinya sebagai Situs Warisan Budaya Dunia. Pada 1934, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, antropolog, mulai melakukan penelitian di daerah ini. Dia akhirnya menemukan sebuah fosil manusia dari jenis Pithecanthropus erectus yang saat ini diklasifikasikan sebagai bagian dari spesies Homo erectus. Sejak penggalian tersebut, telah lebih dari 60 fosil manusia ditemukan. (**)
Sangiran merupakan situs penggalian arkeologi di Pulau Jawa. Keseluruhan wilayah ini memiliki total 48 Kilometer persegi dan berada di Jawa Tengah, tepatnya berada di lembah Sungai Bengawan Solo pada 15 Kilometer arah utara Surakarta. Pada 1996, UNESCO mengakuinya sebagai Situs Warisan Budaya Dunia. Pada 1934, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, antropolog, mulai melakukan penelitian di daerah ini. Dia akhirnya menemukan sebuah fosil manusia dari jenis Pithecanthropus erectus yang saat ini diklasifikasikan sebagai bagian dari spesies Homo erectus. Sejak penggalian tersebut, telah lebih dari 60 fosil manusia ditemukan. (**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar