ilustrasi: reuters
Benghazi
Rentetan kekerasan yang dipicu film 'Innocence of Muslims' di Benghazi,
Libya, terus berlanjut. Setelah memakan korban tewas Dubes AS J
Christopher Stevens, Benghazi membara lagi oleh penyerbuan ke markas
kelompok bersenjata Ansar Al-Sharia oleh demonstran. Para demonstran ini terdiri dari masyarakat sipil yang memprotes keberadaan milisi-milisi yang ada di Libya, terutama dalam kaitannya dengan pembunuhan Dubes AS J Christopher Stevens. Milisi Ansar Al-Sharia dianggap bertanggung jawab oleh demonstran atas kematian Stevens.
Massa yang berjumlah ratusan orang menyerbu markas Ansar Al-Sharia dengan bersenjatakan senjata tajam maupun batu. Ansar Al-Sharia kerap dihubungkan dengan penyerbuan Kedubes AS, meski kelompok afiliasi Al Qaeda itu sudah membantahnya.
Rentetan senjata terdengar dari arah markas Ansar Al-Sharia yang berusaha mempertahankan markasnya. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena para demonstran bisa memaksa para milisi bersenjata itu angkat kaki.
Sehari setelah serangan itu, ditemukan 6 jenazah kawanan milisi di sebuah lapangan di pinggiran selatan Benghazi. Diduga keenam kawanan milisi itu dieksekusi oleh para demonstran. Akibatnya kota Benghazi kembali tegang.
Seperti yang dilansir The Guardian, Sabtu (22/9/2012), Menteri dalam negeri Libya, Fawzi Abdul Al, mengatakan milisi seharusnya diberikan lebih banyak waktu untuk dimasukkan ke dalam pasukan keamanan resmi.
Saat ini polisi masih mengendalikan kelompok milisi al-Ansar Syariah. Seorang juru bicara Ansar al-Syariah, mengatakan pihaknya sudah menarik pasukannya yang tersebar di luar kota, hal itu dilakukan "untuk alasan keamanan", ujarnya.
Dan saat ini rumah sakit pun sudah bersiap-siap jika kembali terjadi serangan. Dan belum ada keterangan resmi soal penyerbuan ini. Namun diduga, massa yang terkoordinir ini merupakan gabungan dari polisi, tentara, dan para aktivis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar